BLOEMFONTEIN - Sebuah resor menawarkan pemandangan unik. Jika biasanya sebuah resor terbuat dari bangunan mewah serta dinding keramik, di resor ini jangan harap Anda bisa melihat kemewahan tersebut.
Sebuah resor di perbatasan barat Bloemfontein, Afrika Selatan, ini dapat menampung sekira 52 tamu. Bangunan resor inipun terbuat dari seng bergelombang, persis seperti pemukiman padat penduduk di daerah terpencil.
Resor ini berusaha menawarkan bentuk pariwisata baru, yaitu menjadikan kawasan kumuh sebagai daya tarik bagi para wisatawan yang datang. Namun, tidak seperti daerah kumuh di kebanyakan kota, resor ini tetap menyediakan fasilitas pemanas di bawah lantainya, kamar mandi dengan pancuran, serta akses komputer.
Karena itulah, resor ini menuai kecaman di berbagai media sosial yang menyatakan bahwa pengelolanya menjual pariwisata kemiskinan. Di tempat lain seluruh dunia bahkan memperdebatkan hal ini, bagaimana mungkin sebuah resor wisata justru menawarkan keburukan kota tersebut dan mengusung tema “pariwisata kesengsaraan”, seperti dikutip dari SMH, Minggu (1/12/2013).
Namun, pariwisata seperti ini ternyata ada di beberapa negara, seperti di Kota Gothenburg, Swedia. Para tamunya diberikan tempat tidur yang pernah ditempati ribuan tunawisma di kota tersebut. Berbeda dengan di San Fransisco, dimana wisatawan menjadi tunawisma selama sehari. Mereka makan makanan di tempat penampungan kemudian mencoba menemukan tempat untuk tidur, bersaing dengan para tunawisma lainnya.
Sebuah resor di perbatasan barat Bloemfontein, Afrika Selatan, ini dapat menampung sekira 52 tamu. Bangunan resor inipun terbuat dari seng bergelombang, persis seperti pemukiman padat penduduk di daerah terpencil.
Resor ini berusaha menawarkan bentuk pariwisata baru, yaitu menjadikan kawasan kumuh sebagai daya tarik bagi para wisatawan yang datang. Namun, tidak seperti daerah kumuh di kebanyakan kota, resor ini tetap menyediakan fasilitas pemanas di bawah lantainya, kamar mandi dengan pancuran, serta akses komputer.
Karena itulah, resor ini menuai kecaman di berbagai media sosial yang menyatakan bahwa pengelolanya menjual pariwisata kemiskinan. Di tempat lain seluruh dunia bahkan memperdebatkan hal ini, bagaimana mungkin sebuah resor wisata justru menawarkan keburukan kota tersebut dan mengusung tema “pariwisata kesengsaraan”, seperti dikutip dari SMH, Minggu (1/12/2013).
Namun, pariwisata seperti ini ternyata ada di beberapa negara, seperti di Kota Gothenburg, Swedia. Para tamunya diberikan tempat tidur yang pernah ditempati ribuan tunawisma di kota tersebut. Berbeda dengan di San Fransisco, dimana wisatawan menjadi tunawisma selama sehari. Mereka makan makanan di tempat penampungan kemudian mencoba menemukan tempat untuk tidur, bersaing dengan para tunawisma lainnya.
0 comments :
Post a Comment